Mewujudkan Ruang Hijau yang Asri dan Berkelanjutan di Desa Kepuh melalui Penataan Taman Kampung

Desa Kepuh, Sukoharjo – Dalam upaya menciptakan lingkungan yang lebih hijau dan nyaman, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Diponegoro (UNDIP) 2025, Intan Nashiha Jatmiko, dari jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, merancang Panduan Penataan Taman Kampung sebagai langkah awal dalam membangun ruang terbuka hijau yang asri dan berkelanjutan di Desa Kepuh, Kecamatan Nguter, Kabupaten Sukoharjo. Program ini bertujuan untuk mengoptimalkan pemanfaatan lahan kosong di desa, sehingga dapat berfungsi sebagai ruang sosial, tempat rekreasi, serta penunjang keseimbangan ekosistem yang lebih baik.

Saat ini, Desa Kepuh belum memiliki taman atau ruang terbuka hijau (RTH) yang memadai. Kondisi ini menyebabkan keterbatasan ruang bermain bagi anak-anak serta minimnya tempat bagi warga untuk bersosialisasi. Selain itu, banyak lahan di desa yang kurang terawat dan terbengkalai, melihat potensi besar untuk pengembangan menjadi ruang hijau yang dapat memberikan manfaat ekologis dan sosial bagi masyarakat. Mahasiswi memberikan panduan melalui perencanaan taman kampung, yang diharapkan lahan-lahan kosong tersebut dapat dimanfaatkan secara optimal untuk menciptakan lingkungan yang lebih hijau, sehat, dan nyaman. Selain memperindah kawasan permukiman, taman kampung juga akan meningkatkan kualitas udara serta mendukung keseimbangan ekosistem desa.

Panduan ini mencakup perencanaan tata ruang taman yang ideal dengan mempertimbangkan luas lahan dan fungsi utama taman. Beberapa kategori taman yang dapat dikembangkan antara lain Taman Publik, yang berfungsi sebagai tempat rekreasi dan interaksi sosial; Lapangan Terbuka, yang dilengkapi pepohonan rindang dan jalur pejalan kaki untuk kegiatan olahraga; serta Taman Pekarangan, yang mendorong warga untuk memanfaatkan pekarangan rumah mereka dengan menanam tanaman hias, sayuran, atau herbal.Taman ini dirancang dengan luas 150 m², mencakup zona hijau, lapangan multifungsi, gazebo, jalur pejalan kaki, serta penerangan dan drainase untuk kenyamanan dan keamanan.

Untuk mendukung keberlanjutan taman, pemilihan tanaman menjadi aspek penting. Tanaman yang direkomendasikan meliputi pohon peneduh seperti Trembesi dan Ketapang Kencana, tanaman hias seperti Bougainvillea dan Melati, tanaman produktif seperti Mangga dan Jambu, serta tanaman herbal seperti Serai dan Jahe

Selain membangun taman kampung, inovasi dalam penataan taman juga menjadi bagian penting dari program ini. Warga diberikan panduan dan pelatihan mengenai pengoptimalan lahan pekarangan melalui teknik hidroponik dan kokedama, yaitu metode menanam dengan bola tanah berlumut tanpa pot. Selain itu, pembuatan kompos dari sampah organik juga didorong sebagai salah satu upaya untuk mengurangi limbah sekaligus menyuburkan tanah secara alami.

Dengan adanya panduan ini, diharapkan Desa Kepuh dapat memiliki taman kampung yang tidak hanya memperindah lingkungan, tetapi juga berperan sebagai ruang sosial dan edukatif bagi masyarakat. Keberadaan taman yang tertata dengan baik akan meningkatkan kualitas hidup warga serta mendukung keberlanjutan ekologi desa. Program KKN ini menjadi wujud nyata kontribusi mahasiswa UNDIP dalam mengembangkan perencanaan tata ruang berbasis masyarakat yang berkelanjutan. Dengan kerja sama antara mahasiswa dan warga, impian Desa Kepuh untuk memiliki taman kampung yang asri, nyaman, dan berkelanjutan bukan lagi sekadar wacana, melainkan segera terwujud.

Editor : Marsela