@2024 HARYANET
Mahasiswa Sejarah Undip Merancang Media Edukasi Interaktif Kebudayaan Suku Baduy Lewat Board Game “Jejak Seba”
Lontar Baru, Kota Serang (4/12/2024) – Annisa Khairani Zahra, Mahasiswa S1-Sejarah Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Diponegoro merancang media edukasi interaktif kebudayaan suku baduy lewat board game yang diberi nama “Jejak Seba”. Board Game “Jejak Seba” adalah sebuah permainan edukatif yang mengangkat tradisi Seba Baduy, yaitu ritual masyarakat adat Baduy dalam menyerahkan hasil bumi kepada pemerintah setempat sebagai wujud penghormatan dan hubungan harmonis antara manusia, alam, dan penguasa. Setiap komponen permainan ini dirancang untuk merepresentasikan tradisi, budaya, dan lingkungan Baduy.
Dengan tujuan memperkenalkan tradisi Seba Baduy dan nilai-nilai budaya yang terkandung di dalamnya, proyek modifikasi permainan ular tangga menjadi permainan Seba Baduy dirancang untuk menggabungkan unsur-unsur tradisional dalam bentuk yang interaktif dan edukatif. Permainan ini mengajak pemain untuk mengikuti perjalanan Seba Baduy, melalui tantangan-tantangan yang merefleksikan perjalanan spiritual dan fisik masyarakat Baduy, serta mengintegrasikan unsur-unsur objek pemajuan kebudayaan seperti tata cara adat, hubungan dengan alam, dan kearifan lokal.
Melalui modifikasi ini, permainan “Jejak Seba” diharapkan dapat menjadi media yang menarik untuk memperkenalkan budaya Baduy, sekaligus menjadi sarana pemajuan kebudayaan yang kreatif dan menyenangkan. Pemain tidak hanya diajak bermain, tetapi juga memahami nilai-nilai penting yang terkandung dalam tradisi Seba Baduy, sehingga memperkuat apresiasi terhadap budaya lokal. Pihak-pihak yang terlibat dalam pembuatan board game ini ialah antropolog dari Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah VIII serta mahasiswa peserta Magang Bersertifikat Kebudayaan yang berasal dari kampus Undip, Untirta, UPI, Andalas, Unila, dan Untad yang terdiri dari jurusan Sejarah, Antropologi, Sosiologi, Pendidikan Seni Rupa dan Pendidikan Sejarah. Proses pengerjaan boardgame berlangsung pada bulan November – Desember. Seluruh pihak saling berkolaborasi antara satu sama lain hingga terselesaikannya pembuatan board game tersebut..
Dalam permainan ini, pemain akan berperan sebagai masyarakat Baduy yang melakukan perjalanan Seba dari kampong menuju Sultan Banten. Setiap pemain akan menghadapi berbagai tantangan yang mencerminkan kondisi nyata dalam perjalanan Seba, seperti medan yang sulit, interaksi sosial dengan masyarakat luar, hingga pengujian komitmen terhadap adat dan tradisi. Tantangan-tantangan ini akan digambarkan melalui langkah-langkah di papan permainan, Jumlah kotak permainan sebanyak 80 merepresentasikan jarak perjalanan Seba yang ditempuh masyarakat Baduy, yaitu sekitar 80 km dari Kampung Baduy dalam hingga ke Kota Serang, Banten.Dalam pelaksanaannya dilakukan riset berupa studi pustaka dan observasi lapangan. Studi pustaka dilakukan dengan mengumpulkan berbagai referensi terkait tradisi Seba, masyarakat Baduy, dan budaya Banten di Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah VIII. Tim proyek juga melakukan studi lapangan ke wilayah Baduy di Banten. Observasi lapangan dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi autentik mengenai budaya, tradisi, dan elemen-elemen lokal yang relevan untuk diadaptasi ke dalam papan dan kartu boardgame. Hal ini mencakup pengumpulan informasi tentang nilai-nilai dan ciri khas budaya, misal seperti bentuk rumah dan cara menanam padi dilahan kering. Data yang diperoleh digunakan sebagai dasar dalam merancang elemen visual, narasi, serta mekanisme permainan yang mencerminkan identitas budaya masyarakat Baduy secara akurat dan edukatif.
Editor: Dwy W