@2024 HARYANET
Mahasiswa Sejarah Undip Menggali Tinggalan Teknologi Penjernihan Air dan Jalur Sultan Pada Masa Kesultanan Banten di Kawasan Banten Lama Bersama Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah VIII
Desa Kasunyatan, Kec. Kasemen, Kota Serang (21/11/2024)– Annisa Khairani Zahra, Mahasiswa S1-Sejarah Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Diponegoro melaksanakan kegiatan ekskavasi yang dilakukan disekitar area pengindelan pada tanggal 5 November hingga 21 November 2024. Kegiatan ekskavasi ini bertujuan untuk menggali lebih dalam mengenai sisa-sisa sejarah yang dapat mengungkapkan bagaimana teknologi penjernihan air dan jalur sultan di Kesultanan Banten. Kawasan pengindelan dipilih sebagai titik fokus karena area ini diyakini memiliki potensi untuk menyimpan artefak dan struktur.
Penataan kawasan cagar budaya Banten Lama belum menyentuh salah satu teknologi hidrologi tertua dan terlengkap pada masa lalu. Jalur air bersih ini ditampung di Danau Tasikardi dan kemudian dialirkan dengan pipa-pipa terakota ke pengindelan abang, putih dan emas. Jalur ini pula merupakan jalan kuno yang digunakan oleh Sultan Banten untuk menuju tempat peristirahatan di Tasikardi. Kondisi Jalan Sultan dan Jalur Air dari Tasikardi menuju Keraton Surosowan telah dilakukan kegiatan pengembangan pada tahun 2020. Namun, kegiatan ini baru sebatas revitalisasi. Agar Jalan Sultan dan Jalur Air ini dapat berdampak bagi masyarakat, maka perlu dilakukan kajian pemanfaatan sebagaimana yang diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010.
Kegiatan ekskavasi ini merupakan bagian dari program Magang dan Studi Independen Bersertifikat (MSIB) di Direktorat Pelindungan Kebudayaan. Ekskavasi dilakukan bersama mahasiswa dari 4 fakultas dan 8 universitas yang berbeda serta berkolaborasi dengan para arkeolog dari Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah VIII. Ekskavasi dilakukan dengan membuka 14 kotak ekskavasi. Layout kotak menggunakan sistem box dengan sistem ekskavasi menggunakan sistem lot. Dari hasil ekskavasi ditemukan uang logam, porselen, tembikar, stoneware, selongsong peluru, struktur pelindung pipa, runtuhan bata dan saluran air. Dari hasil eskskavasi mencerminkan kemampuan Kesultanan Banten dalam mengelola sumber daya air secara efektif, baik untuk kebutuhan sehari-hari maupun irigasi pertanian. Saluran air yang terhubung dengan pengindelan dirancang untuk menyaring sedimen dan memastikan air yang mengalir ke pemukiman dan lahan pertanian tetap bersih dan layak digunakan. Sistem ini menjadi salah satu bukti kemajuan teknis dan perhatian Kesultanan Banten terhadap keberlanjutan lingkungan dan kesejahteraan masyarakatnya. Hasil ekskavasi sejumlah 121 dibawa ke laboratorium Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah VIII guna dilakukan pendokumentasian dan penulisan deskripsi temuan.
Editor : Dwy W