@2024 HARYANET
Mahasiswa Sejarah Undip Berkolaborasi dalam Pembuatan Majalah Digital Yang Mengangkat Cagar Budaya Berupa Rumah Ibadah Tua

Kelurahan Lontar Baru, Kecamatan Serang, Kota Serang (4/12/2024) – Muhammad Rizky Fadillah, Mahasiswa S1-Sejarah Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Diponegoro telah membuat majalah digital berjudul “Transendensi”. Pembuatan majalah digital merupakan bagian dari pelaksanaan kegiatan Magang Bersertifikat Kebudayaan, salah satu program dari Magang Studi Independen Bersertifikat Batch ke-7. Setelah menjalani program magang selama 4 bulan terhitung dari bulan November – Desember seluruh peserta Magang Bersertifikat Kebudayaan mendapatkan tugas guna membuat project yang disebut “Alih Wahana”. Alih Wahana bertujuan agar mempermudah masyarakat dalam memahami cagar budaya dan warisan budaya tak benda di Indonesia dengan cara memvisualisasikan ke dalam bentuk baru yang lebih mudah dipahami masyarakat.
Pada kesempatan ini para peserta Magang Bersertifikat Kebudayaan dari Asisten Pendata Cagar Budaya dengan penempatan di Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah VIII membuat majalah digital berjudul “Transendensi”. Pihak-pihak yang terlibat dalam pembuatan majalah digital ini ialah para arkeolog dari Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah VIII serta mahasiswa magang yang berasal dari kampus UI, Undip, Untirta, dan Unsil yang terdiri dari jurusan Sejarah, Arkeologi, Hukum, dan Pendidikan Sejarah. Seluruh pihak saling berkolaborasi antara satu sama lain hingga akhirnya majalah digital “Transendensi” dapat diselesaikan.
Proyek ini bertujuan mengalihwahanakan nilai-nilai historis dan spiritual dari tempat ibadah kuno di wilayah Banten dan Jakarta ke dalam bentuk majalah bertajuk “Transendensi”. Melalui majalah ini, tempat ibadah dipandang bukan hanya sebagai bangunan fisik, tetapi sebagai warisan budaya yang mencerminkan keberagaman dan toleransi. Konten majalah ini mencakup rubrik-rubrik yang memadukan sejarah, karya seni, fotografi, dan desain visual, yang dirancang untuk menginspirasi generasi muda agar lebih memahami dan menghargai warisan budaya. Pengerjaan majalah digital ini dimulai pada tanggal 22 November – 4 Desember. Dalam proses pembuatannya, dilakukan pendekatan empati melalui observasi dan wawancara untuk mengidentifikasi makna spiritual serta nilai-nilai yang ingin disampaikan. Dengan konsep alih wahana, proyek ini diharapkan dapat menjadi media yang relevan dan berdaya tarik bagi masyarakat, serta mendorong kesadaran akan pentingnya pelestarian tempat ibadah sebagai bagian dari identitas kolektif.

Proyek ini diinisiasi sebagai langkah untuk menjadikan tempat ibadah kuno lebih dari sekadar bangunan tua; ia akan diceritakan ulang, dirayakan, dan dihidupkan kembali dalam format majalah yang kaya akan ekspresi seni. Harapannya, alih wahana ini dapat menjadi sarana dialog antar-generasi dan antar-budaya, mempertemukan yang lama dan yang baru, serta merayakan multikulturalisme dalam keberagaman bentuk ekspresi.
Manfaat yang ingin dihadirkan pada pembuatan majalah digital ini ialah menghadirkan dokumentasi visual tempat-tempat ibadah kuno di Banten dan Jakarta, hal ini sebagai bentuk pelestarian warisan budaya, memastikan bahwa nilai sejarah dan keunikan tempat-tempat ini tidak hilang ditelan waktu. Dengan penyajian yang menarik, informasi yang disampaikan juga berperan dalam menumbuhkan kesadaran dan rasa kepedulian masyarakat terhadap pentingnya menjaga cagar budaya. Selain itu, akses yang terbuka kapan saja memberi kesempatan kepada masyarakat untuk mempelajari sejarah dan budaya lokal secara lebih luas, serta mendorong masyarakat untuk lebih mengenal dan menghargai tempat-tempat bersejarah ini.
Editor: Dwy W