Mahasiswa KKN UNDIP Melakukan Pemetaan Daerah Rawan Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) sebagai Aksi Pencegahan

Desa Simpar, Kabupaten Batang, menjadi salah satu daerah yang berisiko terhadap penyebaran penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD). Menyadari pentingnya langkah pencegahan, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tim I Universitas Diponegoro (UNDIP) tahun 2025 melakukan pemetaan daerah rawan DBD di desa tersebut. Pemetaan ini dilakukan oleh Izzatunnisa Sayyida sebagai bagian dari program pengabdian kepada masyarakat, dengan tujuan membantu pemerintah desa dan warga dalam mengidentifikasi wilayah yang memiliki tingkat risiko tinggi, sedang, dan rendah terhadap penyebaran DBD.

Peta yang dihasilkan dibuat berdasarkan data dari Badan Informasi Geospasial serta Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Batang tahun 2019-2039. Dengan menggunakan sistem proyeksi Universal Transverse Mercator (UTM) dan datum WGS 1984, pemetaan ini memberikan gambaran detail mengenai kondisi wilayah di Desa Simpar. Setiap RT dipetakan berdasarkan tingkat kerawanan terhadap DBD, sehingga dapat menjadi dasar bagi pemerintah desa dalam menyusun strategi pencegahan yang lebih efektif.

Dalam proses pemetaan, dilakukan analisis wilayah dengan mempertimbangkan berbagai faktor yang dapat berkontribusi terhadap penyebaran DBD, seperti kepadatan permukiman, kepadatan penduduk, jarak dengan sungai, dan penggunaan lahan yang dapat mendukung perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti sebagai vektor penyakit. Hasil pemetaan ini kemudian disosialisasikan kepada masyarakat dan pemerintah desa agar dapat segera mengambil langkah-langkah mitigasi yang tepat, seperti pemberantasan sarang nyamuk (PSN), fogging, serta edukasi mengenai pentingnya menjaga kebersihan lingkungan.

Perangkat Desa Simpar menyambut baik program ini dan mengapresiasi inisiatif mahasiswa KKN UNDIP dalam membantu masyarakat meningkatkan kewaspadaan terhadap DBD. “Peta ini sangat bermanfaat bagi kami untuk mengetahui wilayah yang paling rawan dan membutuhkan tindakan pencegahan lebih lanjut. Kami berharap data ini dapat menjadi acuan dalam program kesehatan desa ke depan,” ujar salah satu perangkat desa.

Dengan adanya peta daerah rawan DBD ini, diharapkan masyarakat Desa Simpar lebih waspada dan proaktif dalam melakukan upaya pencegahan. Selain itu, pemetaan ini juga menjadi bukti nyata peran mahasiswa KKN UNDIP dalam memberikan kontribusi berbasis data spasial untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat. Langkah ini diharapkan dapat membantu mengurangi kasus DBD di Desa Simpar dan menjadi contoh bagi desa-desa lain dalam upaya penanggulangan penyakit berbasis data dan pemetaan wilayah.

Editor: Dwy W