Mahasiswa KKN UNDIP Gelar Pelatihan Digitalisasi Peta Lahan Pertanian di Desa Lawu untuk Mendukung Ketahanan Pangan

Mahasiswa Tim I Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Diponegoro (UNDIP) Tahun 2024/2025 melaksanakan program monodisiplin yang berfokus pada bidang keilmuan Perencanaan Tata Ruang dan Pertanahan. Salah satu program unggulan dalam kegiatan ini adalah Pelatihan Digitalisasi Peta Lahan Pertanian Desa untuk Monitoring Alih Fungsi Lahan.

Program ini diinisiasi oleh Sherlinda Putri Anggraeni, mahasiswa jurusan Perencanaan Tata Ruang dan Pertanahan, dan dilaksanakan pada 30 Januari 2025 di Kantor Desa Lawu, dengan sasaran perangkat desa, khususnya Kepala Urusan (KAUR) Perencanaan dan Kepala Urusan Pemerintahan.

Seiring dengan perkembangan wilayah dan meningkatnya kebutuhan akan lahan non-pertanian, alih fungsi lahan pertanian menjadi permasalahan yang perlu mendapatkan perhatian serius. Proses ini dapat berdampak pada ketahanan pangan serta keseimbangan ekosistem desa. Oleh karena itu, digitalisasi peta lahan pertanian menjadi solusi dalam memantau perubahan penggunaan lahan serta mengidentifikasi tren alih fungsi lahan di Desa Lawu.

Sebagai upaya untuk mengatasi permasalahan ini, mahasiswa KKN UNDIP mengadakan Pelatihan Digitalisasi Peta Lahan Pertanian Desa untuk membantu perangkat desa dalam memonitor alih fungsi lahan secara sistematis dan berbasis data spasial. Dengan adanya peta lahan pertanian yang terintegrasi secara digital, desa dapat dengan lebih mudah mengidentifikasi perubahan pola penggunaan lahan, menganalisis dampaknya, serta mengambil langkah preventif untuk menjaga luas lahan pertanian produktif.

Dalam pelatihan ini, perangkat desa diberikan pemahaman mengenai:

  • Pentingnya digitalisasi peta dalam pengelolaan lahan pertanian desa
  • Cara menggunakan software pemetaan (ArcGIS) untuk digitalisasi peta
  • Analisis perubahan lahan dan dampaknya terhadap perencanaan tata ruang desa

Selain itu, pelatihan ini juga menyoroti kebijakan ketahanan pangan yang sedang digalakkan oleh pemerintah pusat, di mana desa sebagai unit terkecil memiliki peran strategis dalam menjaga keberlanjutan sektor pertanian dan memastikan kecukupan pangan bagi masyarakat.

Program ini mendapatkan dukungan penuh dari Pemerintah Desa Lawu. Kepala Desa Lawu, Bapak Mulyadi, S.E., menegaskan bahwa dengan adanya digitalisasi peta lahan pertanian, desa akan lebih mudah dalam memantau lahan produktif yang masih tersedia serta menyusun kebijakan yang mencegah alih fungsi lahan secara berlebihan.

Poster Pemetaan Lahan Pertanian di Desa Lawu berdasarkan Kelompok Tani

Pelaksanaan pelatihan berjalan dengan baik, di mana perangkat desa mendapatkan pemahaman tentang cara mendigitalisasi peta lahan pertanian desa untuk memonitor alih fungsi lahan. Mereka juga telah diberikan contoh penggunaan software pemetaan seperti ArcGIS serta cara menganalisis perubahan lahan berbasis data spasial.

Namun, terdapat beberapa kendala yang dihadapi dalam implementasi digitalisasi peta, seperti kurangnya tenaga ahli di desa yang menguasai teknologi pemetaan serta keterbatasan perangkat lunak yang tersedia di kantor desa.

Dengan adanya digitalisasi peta lahan pertanian, diharapkan Desa Lawu dapat memiliki sistem pemantauan lahan yang lebih akurat, sehingga dapat membantu menjaga ketersediaan lahan pertanian produktif dan mendukung ketahanan pangan nasional. Perencanaan desa berbasis data spasial tidak hanya membantu dalam tata ruang yang lebih baik, tetapi juga memastikan bahwa pertanian tetap menjadi prioritas dalam pembangunan desa.

Editor : Dwy Wahyuni