@2024 HARYANET
Mahasiswa KKN TIM II Universitas Diponegoro Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Lubang Resapan Biopori di Desa Mertoyudan.
Desa Mertoyudan, 7 Agustus 2024 -Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) TIM II Universitas Diponegoro menggelar program pemberdayaan masyarakat di Desa Mertoyudan dengan memperkenalkan teknologi Lubang Resapan Biopori (LRB). Program ini bertujuan untuk memberikan solusi ramah lingkungan dalam pengolahan sampah organik rumah tangga. Dengan pendekatan langsung kepada masyarakat, khususnya ibu-ibu rumah tangga, mahasiswa KKN berupaya meningkatkan kesadaran tentang pentingnya pengolahan sampah organik yang berdampak positif bagi lingkungan sekitar.
Kegiatan ini diawali dengan demonstrasi pembuatan Lubang Resapan Biopori menggunakan media pipa biopori. Mahasiswa memberikan penjelasan mendetail tentang manfaat LRB, seperti meningkatkan daya resap air tanah, mengurangi risiko banjir, serta memperbaiki kualitas tanah. Dalam sesi ini, para peserta diberikan pemahaman tentangcara mudah membuat lubang resapan biopori dilingkungan rumah mereka, sehingga setiap keluarga di Desa Mertoyudan dapat berkontribusi dalam menjaga lingkungan.
Mahasiswa KKN juga menyerahkan pipa biopori secara simbolis kepada perwakilan masyarakat Desa Mertoyudan. Penyerahan ini merupakan bentuk dukungan konkret terhadap upaya masyarakat dalam menerapkan teknologi LRB di rumah mereka. Dengan adanya bantuan alat ini, diharapkan warga dapatlebihtermotivasiuntukmengelolasampah organik secara mandiri dan berkelanjutan. Alat tersebut juga diharapkan menjadi pemicu untuk mendorong inisiatif serupa di lingkungan sekitar.
Untuk memperkuat keberlanjutan program ini, mahasiswa KKN TIM II Universitas Diponegoro turut menyediakan X-Banner yang berisi panduan lengkap tentang pembuatan dan manfaat Lubang Resapan Biopori. X-Banner ini dipasang dibalai desa sebagai sumber informasi yang dapat diakses oleh seluruh masyarakat. Langkah ini diambil untuk memastikan bahwa informasi mengenai LRB dapat tersebar luas dan dimanfaatkan oleh lebih banyak warga desa, bahkan setelah program KKN berakhir.
Kepala Desa Mertoyudan menyambut baik program ini dan menyampaikan apresiasinya kepada mahasiswa KKN Universitas Diponegoro. Ia menegaskan pentingnya peran serta warga dalam menjaga lingkungan dan berharap program ini dapat menjadi langkah awal yang baik untuk mewujudkan Desa Mertoyudan yang lebih hijau dan bersih. Pemerintah desa juga berencana untuk mengadopsi program ini sebagai bagian dari inisiatif lingkungan yang lebih luas, dengan harapan dapat menciptakan dampak yang lebih besar dan berkelanjutan.
Secara keseluruhan, program pemberdayaan ini menunjukkan komitmen mahasiswa Universitas Diponegoro dalam memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat. Dengan memperkenalkan teknologi yang sederhana namun efektif, mahasiswa KKN berhasil membangkitkan semangat warga Desa Mertoyudan untuk bersama-sama menjaga lingkungan. Inisiatif ini diharapkan dapat menjadi contoh bagi desa-desa lain dalam upaya menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan berkelanjutan.
Editor : Dwy Sukmawati