@2024 HARYANET
Mahasiswa KKN Tim II Universitas Diponegoro Mengajak Karang Taruna Desa Tugu Dalam Mewujudkan Desa Anti-Money Politics
Klaten (27/8) – Pada Tahun 2024, Indonesia memasuki tahun politik yang dimana akan menyelenggarakan Pemilu Serentak dan Pilkada Serentak di 38 Provinsi. Seperti yang kita ketahui, Pemilu maupun Pilkada akan menjadi peluang untuk melakukan berbagai kecurangan mulai dari black campaign, money politics, politik balas budi, dan lain sebagainya. Dalam menjalani dinamika tersebut, mahasiswa Tim II KKN Universitas Diponegoro melaksanakan sosialisasi mengenai pengembangaan edukasi masyarakat terkait sikap anti money politics. Kegiatan tersebut dihadiri oleh sejumlah remaja yang tergabung dalam Karang Taruna RW 11, Dukuh Tugu Wetan, Desa Tugu, Kecamatan Cawas, Kabupaten Klaten.
Kegiatan ini dilaksanakan untuk membekali para remaja agar lebih waspada dan menghindari praktik money politics. Money politics di Indonesia tidak menunjukkan angka penurunan tetapi justru bertambah setiap masa Pilkada. Oleh karena itu, untuk memutus rantai money politics harus dilakukan sejak awal dalam lingkup remaja desa yang harapannya dapat mewujudkan desa anti money politics. Materi yang disampaikan mencakup pemahaman definisi apa itu money politics, mengapa money politics masih terjadi di Indonesia, bahaya akan money politics apabila masih dilestarikan, serta perbedaan mendalam dengan praktik klientelisme. Sesi diskusi dan tukar pendapat juga dilakukan untuk mengetahui pemahaman remaja terkait materi yang telah disampaikan serta melatih argumen remaja terhadap permasalahan politik di Indonesia.
Tindak lanjut dari kegiatan ini, para remaja yang hadir diberikan infografis dan dapat disebarluaskan kepada masyarakat luas akan bahaya money politics dalam menghadapi dinamika Pilkada Kabupaten Klaten 2024. Maka dari itu para remaja Karang Taruna RW 11 yang sudah memahami dan sadar akan bahaya money politics, dapat mengimplementasikan teori yang sudah diberikan dan dapat mewujudkan Desa Tugu sebagai desa anti money politics.
Editor: Dwy Sukmawati