@2024 HARYANET
Inovasi Pupuk Cair Olele: Langkah Cerdas Mahasiswa KKN UNDIP dalam Mengubah Limbah Air Lele Jadi Solusi Ramah Lingkungan di Desa Tambaksari
Kendal, 2 November 2024 – Program Monodisiplin Kuliah Kerja Nyata (KKN) “Edukasi Pemanfaatan Limbah Air Lele menjadi Pupuk Cair Organik” telah sukses dilaksanakan.
KKN Tematik ini bagian dari kegiatan pengabdian masyarakat skema PKUM dengan judul “Penerapan Suplementasi Asam Amino Metionin dalam Pakan sebagai Upaya Percepatan Produksi Pembudidaya Lele Sangkuriang Desa Tambaksari, Kec. Rowosari, Kab. Kendal” yang diketuai oleh Dr. Ir. Diana Rachmawati M.Si., beranggotakan Tristiana Yuniarti S.Pi., M.Si., dan Tita Elfitasari S.Pi., M.Sc., Ph.D.
Mutiara Tabitha Kamal, mahasiswi Teknik Kimia Universitas Diponegoro, membawa angin segar bagi Pokdakan Sido Makmur di Desa Tambaksari, Kabupaten Kendal. Lewat program KKN Tematik 2024, ia memperkenalkan inovasi Pupuk Cair Olele, sebuah solusi sederhana namun revolusioner untuk memanfaatkan limbah air lele menjadi pupuk organik cair yang kaya manfaat.
Dengan berbekal ilmu teknik kimia dan semangat pengabdian masyarakat, Mutiara berhasil menciptakan pupuk cair berbasis fermentasi yang tidak hanya mengurangi limbah tambak, tetapi juga meningkatkan kualitas lingkungan di sekitar tambak ikan lele. Program ini diharapkan mampu menjawab tantangan kebersihan lingkungan sekaligus memberi nilai tambah ekonomi bagi pembudidaya lele.
Cara Membuat Pupuk Cair Olele
Inovasi ini dikembangkan dengan memanfaatkan bahan-bahan sederhana dan mudah didapat seperti limbah air lele, larutan gula pasir, dan EM4 sebagai agen probiotik. Proses pembuatannya dijelaskan dengan langkah-langkah berikut:
- Siapkan larutan gula sebanyak 2-3 sendok makan dan tuangkan ke dalam wadah.
- Tambahkan EM4 sebanyak 1-2 tutup botol.
- Masukkan limbah air lele sebanyak 1 liter, lalu tutup rapat wadah dan biarkan selama seminggu agar fermentasi berjalan optimal.
Manfaat dan Harapan
Pupuk Cair Olele mengandung unsur hara penting yang membantu pertumbuhan tanaman sekaligus meningkatkan produktivitas tambak ikan. Solusi ini menjadi bentuk nyata penerapan ilmu teknik kimia dalam kehidupan sehari-hari, dengan fokus pada pendekatan berkelanjutan (sustainability).
Dalam pelaksanaan program ini, Mutiara juga memberikan edukasi kepada anggota Pokdakan Sido Makmur melalui sosialisasi dan pendampingan. “Kami ingin memastikan bahwa para pembudidaya lele dapat memanfaatkan limbah tambak mereka secara mandiri sehingga lingkungan sekitar menjadi lebih bersih dan produktif,” ujar Mutiara.
Respon Positif dari Warga
Warga Desa Tambaksari menyambut antusias program ini. Salah satu anggota Pokdakan, Pak Sobirin, mengungkapkan, “Program ini sangat bermanfaat. Kami tidak hanya belajar cara membuat pupuk organik, tetapi juga sadar bahwa limbah tambak bisa dimanfaatkan untuk pertanian.”
Melalui inovasi ini, diharapkan Desa Tambaksari dapat menjadi pionir dalam pengelolaan limbah tambak di Kabupaten Kendal. Program ini juga menjadi bukti bahwa ilmu pengetahuan dapat memberi dampak nyata bagi masyarakat jika diterapkan dengan baik.
Pupuk Olele: Langkah Kecil, Dampak Besar
Dengan semangat inovasi dan keberlanjutan, Mutiara berharap program ini tidak hanya memberi manfaat bagi Desa Tambaksari, tetapi juga menjadi inspirasi bagi desa-desa lain untuk memanfaatkan sumber daya lokal secara kreatif. “Kami percaya bahwa perubahan besar dimulai dari langkah kecil yang konsisten,” tutupnya dengan senyuman optimis.
Editor : Dwy Wahyuni