Edukasi Prinsip Rumah Sehat dan Bahaya Penggunaan Atap Seng pada Rumah Tinggal

Filosofi “sandang, pangan, papan” mencerminkan tiga aspek dasar yang sangat penting dalam kehidupan manusia. “Papan” berarti tempat tinggal, memiliki peran penting dalam menunjang kualitas hidup penghuninya. Maka dari itu dibutuhkan rumah yang baik dalam artian jasmani dan rohani. Rumah sehat dalam konsep arsitektur merupakan rumah yang secara prinsip desain telah memenuhi syarat minimum untuk dapat menjaga kesehatan fisik dan mental dari para penghuninya. Penerapan prinsip rumah sehat ini sangat krusial karena lingkungan yang sehat mendukung kualitas hidup yang lebih baik. Tempat tinggal yang sehat tidak hanya sekedar bersih, tetapi juga aman sebagai tempat beraktivitas dan nyaman sebagai tempat istirahat. Namun, banyak rumah di desa yang masih menggunakan atap seng, yang dapat menimbulkan dampak negatif seperti peningkatan suhu dan risiko kesehatan bagi penghuninya, tidak terkecuali rumah-rumah di Desa Tumbrep.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, mahasiswa Tim KKN I Universitas Diponegoro jurusan Arsitektur, Sukron Abdillah berinisiatif untuk melakukan sosialisasi bertajuk “Edukasi Prinsip Rumah Sehat dan Bahaya Penggunaan Atap Seng pada Rumah Tinggal” yang dilaksanakan pada tanggal 23 Januari 2025 di Balai Desa Tumbrep. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat, terutama warga Desa Tumbrep akan pentingnya menerapkan prinsip rumah sehat serta dampak negatif yang mungkin terjadi seiring waktu penggunaan atap seng terhadap kesehatan penghuni rumah.

Adapun materi sosialisasi yang dipaparkan berupa faktor-faktor pendukung rumah sehat, seperti pencahayaan dan ventilasi alami, penggunaan material ramah lingkungan, serta pengelolaan sirkulasi udara yang baik. Melalui sosialisasi interaktif ini, peserta dapat mengkonsultasikan secara langsung dan mendapatkan rekomendasi terkait kondisi rumahnya. Selain itu, peserta juga mendapatkan pemahaman lebih mendalam mengenai bahaya penggunaan atap seng sebagai material bangunan rumah, seperti peningkatan suhu ruangan sehingga dapat menyebabkan risiko gangguan pernapasan serta dampak kesehatan mental akibat ketidaknyamanan thermal.

Dengan adanya sosialisasi ini, diharapkan warga dapat mempertimbangkan alternatif material yang lebih sehat untuk pembangunan selanjutnya guna menciptakan lingkungan hunian yang nyaman dan aman baik bagi kesehatan maupun lingkungan sekitar.

Editor : Dwy Wahyuni