@2024 HARYANET
Digitalisasi UMKM: Mahasiswa KKN UNDIP Kenalkan QRIS kepada Penjual Seblak di Desa Ngandul

Sragen, 22 Januari 2025 – Seiring dengan perkembangan zaman, digitalisasi dalam berbagai aspek kehidupan menjadi hal yang tak terhindarkan, termasuk dalam dunia bisnis. Namun, masih banyak pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang belum sepenuhnya memahami dan menerapkan konsep digitalisasi, terutama dalam hal pembayaran non-tunai. Menyikapi hal ini, Nadila Fauziah, mahasiswa KKN Tim I Universitas Diponegoro dari jurusan Manajemen dan Administrasi Logistik, mengambil inisiatif untuk memperkenalkan QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard) sebagai metode pembayaran digital kepada UMKM di Desa Ngandul, Kecamatan Sumberlawang, Kabupaten Sragen.
Pentingnya Digitalisasi Pembayaran bagi UMKM
Dalam era digital saat ini, pembayaran non-tunai semakin menjadi pilihan utama bagi banyak konsumen. Berbagai platform dompet digital dan layanan perbankan telah mendukung metode pembayaran QRIS, yang memungkinkan transaksi lebih cepat, aman, dan efisien tanpa perlu menggunakan uang tunai.
Namun, berdasarkan hasil observasi di Desa Ngandul, banyak pelaku UMKM yang masih bergantung pada sistem pembayaran konvensional, yakni tunai. Beberapa di antaranya bahkan belum familiar dengan teknologi keuangan seperti QRIS, yang sebenarnya dapat membantu mempercepat transaksi dan mengurangi risiko penyebaran uang palsu atau kehilangan uang kembalian. Oleh karena itu, melalui program kerja monodisiplin ini, Nadila berupaya mengenalkan QRIS kepada para pelaku UMKM agar mereka dapat mulai beradaptasi dengan sistem pembayaran digital yang lebih modern.
Edukasi dan Implementasi QRIS di UMKM Penjual Seblak
Kegiatan ini dilaksanakan secara langsung dengan mendatangi salah satu UMKM penjual seblak di Desa Ngandul. Nadila memulai dengan memberikan pemahaman mengenai konsep dasar QRIS, manfaatnya, serta bagaimana sistem ini dapat membantu meningkatkan efisiensi dalam bertransaksi.
Selain itu, ia juga menjelaskan cara kerja QRIS secara praktis, mulai dari proses pendaftaran hingga cara penggunaannya dalam transaksi harian. Dengan bimbingan langsung, pelaku usaha diajak untuk mendaftarkan usahanya agar mendapatkan kode QRIS yang nantinya dapat digunakan oleh pelanggan saat melakukan pembayaran.
“Dengan adanya QRIS, transaksi jadi lebih mudah. Pelanggan cukup scan kode QRIS menggunakan aplikasi perbankan atau dompet digital, lalu pembayaran langsung masuk ke rekening. Tidak perlu repot mencari uang kembalian atau khawatir dengan uang palsu,” ujar Nadila saat memberikan pemaparan kepada pemilik UMKM.
Proses edukasi ini disambut antusias oleh pemilik usaha seblak, yang merasa bahwa sistem pembayaran digital seperti QRIS dapat membantu mereka dalam melayani pelanggan dengan lebih praktis. “Saya baru tahu kalau ternyata membuat QRIS itu gampang. Kalau pakai ini, saya tidak perlu menyiapkan uang kembalian lagi, dan pelanggan juga bisa lebih nyaman,” ujar salah satu penjual seblak yang menjadi peserta dalam kegiatan ini.
Dampak Positif dan Harapan ke Depan
Diharapkan dengan adanya pengenalan QRIS ini, pelaku UMKM di Desa Ngandul dapat lebih terbuka terhadap penggunaan teknologi dalam bisnis mereka. Dengan semakin banyaknya konsumen yang beralih ke pembayaran digital, penggunaan QRIS dapat membantu pelaku usaha meningkatkan daya saing serta memperluas jangkauan pasar mereka.
Selain itu, program ini juga sejalan dengan upaya pemerintah dalam mendorong inklusi keuangan serta mempercepat transformasi digital di sektor ekonomi. Dengan adanya dukungan dari berbagai pihak, termasuk mahasiswa yang berkontribusi melalui kegiatan KKN, diharapkan semakin banyak UMKM yang dapat mengadopsi sistem pembayaran digital dan merasakan manfaatnya secara langsung.
Kegiatan ini menjadi salah satu bentuk nyata kontribusi Universitas Diponegoro dalam meningkatkan literasi keuangan digital bagi masyarakat, khususnya pelaku usaha kecil. Nadila berharap program ini dapat menjadi awal dari perubahan positif dalam pola transaksi di kalangan UMKM di Desa Ngandul, serta mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih maju dan adaptif terhadap perkembangan zaman.
Editor: Dwy W