@2024 HARYANET
Cegah Stunting pada Anak Usia Dini Dengan Gizi Seimbang, Mahasiswa Adakan Penyuluhan Pencegahan Stunting Pada Orang Tua Anak Usia 3-5 Tahun Di TK Aisyiyah 6 Desa Tempurharjo

Tempurharjo, Wonogiri (22/1) – Stunting merupakan gangguan pertumbuhan dan perkembangan yang dialami anak pada 1000 hari pertama kehidupan meliputi gizi buruk, infeksi berulang, dan stimulasi psikososial yang tidak memadai. Di Indonesia, data dari Kementerian Kesehatan RI menunjukkan kasus stunting mengalami penurunan hingga mencapai 21,6% pada tahun 2022. Namun, angka ini masih tergolong tinggi karena berarti 1 dari 5 anak di Indonesia menderita stunting.
Tingginya angka stunting pada anak di Desa Tempurharjo. Menurut data yang bersumber pada bulan November, menunjukkan terdapat 5 balita di Desa Tempurharjo mengalami pertumbuhan yang melambat, diantaranya terletak di Dusun Tempuran Kidul, Dusun Kragilan, Dusun Dunggupit, dan Dusun Tukluk.
Oleh karena itu pemateri mengangkat salah satu topik guna untuk meningkatkan kesadaran orang tua dengan meningkatkan kualitas hidup anak dengan memberikan makanan yang bergizi supaya status gizi anak menjadi baik.
Kegiatan penyuluhan ini dilaksanakan oleh salah seorang anggota KKN TIM 1 Universitas Diponegoro, Naiha Tyantri, dan dilakukan bersama dengan orang tua wali murid TK Aisyiyah 6 Desa Tempurharjo yang dilakukan pada Rabu (22/1/25) pukul 09.00. Kegiatan penyuluhan ini dihadiri oleh ibu-ibu wali murid TK Aisyiyah 6 Desa Tempurharjo.
Dalam penyuluhan mengenai pencegahan stunting pada anak usia dini, materi yang diberikan adalah penjelasan terkait faktor penyebab dari stunting diantaranya: faktor asupan gizi ibu dan anak, faktor ibu dan pola asuh, faktor Kesehatan ibu, dan faktor akses pelayanan Kesehatan. Selain itu kurangnya pengetahuan orang tua terkait faktor resiko pada anak yang mengalami stunting serta kurangnya kesadaran masyarakat terkait kualitas makanan yang bergizi adalah salah satu faktor penyebab stunting pada anak.

Naiha Tyantri juga menjelaskan tentang pencegahan stunting pada anak menurut Kementrian Kesehatan dan menekankan bahwa anak yang mengalami stunting harus diberikan makanan gizi seimbang guna untuk mencegah gangguan pertumbuhan dan perkembangannya. “Anak yang mengalami stunting harus diberikan asupan protein hewani yang bervariasi,” ujarnya.
Gizi seimbang adalah pola makan yang mengandung jenis dan jumlah zat gizi yang sesuai dengan kebutuhan tubuh, dengan memperhatikan prinsip keanekaragaman pangan, aktivitas fisik, perilaku hidup bersih, dan memantau berat badan secara teratur untuk mencegah masalah gizi. Di dalam gizi seimbang terdapat isi piringku yang dapat dijadikan pedoman agar masyarakat khususnya orang tua anak paham pentingnya makan sehat dengan gizi seimbang. Dalam satu piring setiap kali makan, setengah piring diisi dengan sayur dan buah, sedangkan setengah lainnya diisi dengan makanan pokok dan lauk pauk. Selain itu, isi piringku juga memuat ajakan untuk mengonsumsi 8 gelas air setiap hari, melakukan aktivitas fisik 30 menit tiap hari, dan mencuci tangan dengan air sebelum dan setelah makan.
Kegiatan ini tidak hanya mendapat respon positif dari wali murid tetapi juga dari pihak sekolah. Ibu Esti Agustini, Kepala TK Aisyiyah VI Desa Tempurharjo, mengungkapkan rasa terimakasihnya kepada mahasiswa KKN Undip yang telah melakukan kegiatan ini.
“Terimakasih kepada kakak-kakak KKN Undip yang telah memberikan kegiatan penyuluhan dan edukasi terkait stunting, gizi seimbang dan isi piringku. Wali murid juga dapat mengetahui apa itu stunting dan bagaimana pencegahannya serta mengenal isi piringku,” ujar Ibu Esti Agustini.
Pada kegiatan ini diawali dengan pemberian materi terkait stunting. Media yang digunakan yaitu powerpoint. Pada kegiatan selanjutnya adalah pemaparan terkait isi piringku. Media yang digunakan yaitu model mangkuk isi piringku. Pemaparan ini juga membagikan leaflet berisi informasi tentang stunting dan gizi seimbang untuk menyampaikan kembali informasi yang sudah didapat.
Adanya kegiatan ini diharapkan orang tua sadar akan pentingnya pemenuhan gizi seimbang pada anak sehingga asupan anak dapat terpenuhi nutrisinya.
Penulis : Naiha Tyantri
DPL : Aulia Vidya Almadana, S.E., M.M
Fakultas : Kedokteran
Program Studi : Gizi
Editor : Dwy Wahyuni