@2024 HARYANET
KKN TIM I UNDIP 2024/2025 Sukses Tingkatkan Ekonomi Lokal melalui Optimalisasi Produk Olahan Pisang dan Branding

Desa Kemiri Timur Kecamatan Subah Kabupaten Batang – Tim Kuliah Kerja Nyata (KKN) TIM I Universitas Diponegoro (UNDIP) tahun 2024/2025 berhasil menginisiasi program pemberdayaan masyarakat berbasis pengolahan pisang di. Program ini bertujuan untuk meningkatkan nilai jual pisang melalui diversifikasi produk olahan sekaligus membangun brand yang kuat guna mendongkrak perekonomian lokal. Melibatkan UMKM dan Ibu PKK sebagai penggerak UMKM, kegiatan ini tidak hanya fokus pada produksi, tetapi juga pada aspek Brand dan Branding branding.
Pisang, sebagai komoditas lokal yang melimpah, selama ini hanya dijual dalam bentuk mentah dengan nilai jual yang relatif rendah. Melalui program KKN ini, Tim UNDIP memperkenalkan berbagai inovasi produk olahan pisang, seperti keripik pisang dengan varian rasa (original,caramel), Namun, yang menjadi sorotan utama adalah upaya tim dalam membangun brand dan branding yang profesional untuk produk tersebut.
Pembentukan Brand dan Strategi Branding
Tim KKN UNDIP menyadari bahwa produk olahan pisang tidak hanya membutuhkan kualitas yang baik, tetapi juga identitas merek yang kuat untuk bersaing di pasar. Oleh karena itu, peserta diajarkan tentang pentingnya branding, mulai dari penentuan nama merek yang unik, desain kemasan yang menarik dan higienis, hingga strategi pemasaran yang efektif.
Selain itu, peserta juga diajarkan tentang pentingnya konsistensi kualitas produk dan pelayanan pelanggan untuk membangun loyalitas merek. Tim KKN memperkenalkan penggunaan teknologi digital dalam pemasaran.
Dampak Positif bagi Masyarakat
Program ini telah membawa dampak signifikan bagi masyarakat lokal. Pertama, terjadi peningkatan keterampilan peserta dalam mengolah pisang menjadi produk bernilai tambah. Kedua, terbentuknya beberapa kelompok usaha baru yang siap memproduksi dan memasarkan produk olahan pisang secara mandiri. Ketiga, nilai jual pisang meningkat drastis, sehingga berdampak pada peningkatan pendapatan masyarakat.
“Sebelumnya, kami hanya menjual pisang mentah dengan harga Rp 5.000 per kilogram. Sekarang, setelah diolah menjadi keripik, harganya bisa mencapai Rp 15.000 per 100 gram. Ini sangat membantu perekonomian keluarga,
Tantangan dan Tindak Lanjut
Meski berhasil, program ini tidak lepas dari hambatan. Beberapa tantangan yang dihadapi antara lain keterbatasan alat produksi, kurangnya pengalaman peserta dalam pemasaran digital, dan kesulitan menjaga konsistensi kualitas produk. Untuk mengatasi hal ini, Tim KKN telah merencanakan beberapa tindak lanjut, seperti:
1. Menjalin kemitraan dengan dinas terkait dan pihak desa untuk penyediaan alat produksi yang lebih memadai.
2. Mengadakan pelatihan lanjutan tentang manajemen usaha dan pemasaran digital.
3. Membentuk kelompok pendampingan untuk memastikan keberlanjutan program.

Harapan ke Depan
Keberhasilan program KKN TIM I UNDIP 2024/2025 ini diharapkan tidak hanya memberikan dampak jangka pendek, tetapi juga menjadi fondasi untuk pengembangan ekonomi berkelanjutan di Desa Kemiri Timur. Dengan brand yang kuat dan strategi pemasaran yang tepat, produk olahan pisang dari desa ini diharapkan dapat bersaing di pasar nasional, bahkan internasional.
“Kami berharap kolaborasi antara akademisi, pemerintah, dan masyarakat dapat terus terjalin dengan baik. Brand yang telah dibangun ini harus terus dikembangkan agar produk olahan pisang dari Desa Kemiri Timur bisa dikenal luas,” ujar Koordinator KKN TIM I UNDIP 2024/2025.
Editor: Dwy W