Pembuatan Alat Peraga Kelistrikan Sederhana: Meningkatkan Minat Anak Dalam Mempelajari Fisika

Ngandul, Sragen – Dalam rangka mendukung peningkatan pemahaman dan minat belajar siswa terhadap ilmu fisika, mahasiswa KKN Tim I Universitas Diponegoro, Tesalonica Gracia Laturiuw, melaksanakan program kerja monodisiplin berupa “Pembuatan Alat Peraga Kelistrikan Sederhana” di SD Ngandul 2. Program ini bertujuan untuk membantu siswa kelas 6 dalam memahami konsep dasar listrik dengan cara yang lebih interaktif dan aplikatif.

Fakta menunjukkan bahwa konsep listrik sering kali menjadi tantangan bagi siswa sekolah dasar karena sifatnya yang abstrak dan kurangnya media pembelajaran yang memadai. Oleh karena itu, dalam program ini dibuat tiga jenis alat peraga kelistrikan yang mencakup rangkaian listrik seri, paralel, dan campuran. Alat peraga ini dirancang agar siswa dapat melihat langsung bagaimana listrik mengalir dan bagaimana perubahan dalam rangkaian mempengaruhi arus listrik serta pencahayaan lampu.

Pelaksanaan program ini diawali dengan sesi pengenalan tentang listrik, komponen-komponen rangkaian listrik, serta perbedaan antara rangkaian seri, paralel, dan campuran. Setelah itu, siswa diberikan kesempatan untuk secara langsung merakit dan menguji alat peraga yang telah disediakan. Melalui pendekatan pembelajaran berbasis praktik ini, siswa lebih antusias dan lebih mudah memahami konsep-konsep yang diajarkan.

Tesalonica Gracia Laturiuw menyampaikan bahwa kegiatan ini diharapkan dapat menjadi salah satu solusi dalam meningkatkan minat belajar siswa terhadap fisika sejak usia dini. “Saya ingin anak-anak SD Ngandul 2 tidak hanya memahami teori kelistrikan dari buku, tetapi juga bisa melihat dan merasakan langsung bagaimana listrik bekerja dalam kehidupan sehari-hari,” ujarnya.

Para siswa menunjukkan antusiasme yang tinggi selama kegiatan berlangsung. Salah satu siswa, Rahma, mengungkapkan kegembiraannya karena baru pertama kali dapat mencoba merakit rangkaian listrik sendiri. “Senang sekali bisa belajar seperti ini, jadi lebih mengerti bagaimana listrik mengalir,” katanya.

Selain memberikan manfaat langsung bagi siswa, program ini juga mendapat apresiasi dari para guru SD Ngandul 2. Kepala Sekolah SD Ngandul 2, dalam pernyataannya, mengungkapkan bahwa metode pembelajaran seperti ini sangat membantu siswa dalam memahami pelajaran dengan lebih baik. “Kami sangat berterima kasih atas inisiatif mahasiswa KKN dalam menghadirkan metode belajar yang lebih menarik dan aplikatif bagi siswa kami,” tuturnya.

Dengan terlaksananya program ini, diharapkan bahwa pendekatan pembelajaran berbasis alat peraga dapat terus diterapkan di sekolah-sekolah dasar guna meningkatkan pemahaman dan ketertarikan siswa terhadap ilmu sains, khususnya fisika. Program ini menjadi salah satu langkah kecil yang diharapkan dapat memberikan dampak besar bagi masa depan pendidikan di Indonesia.

Penulis : Tesalonica Gracia Laturiuw

Editor: Dwy W