Edukasi 3R dan Inovasi Tempat Sampah, Mahasiswa KKN Tematik UNDIP Membuat Tempat Sampah dari Ban Bekas Khusus Botol Plastik di Pondok Pesantren Asshodiqiyah Semarang

Pondok Pesantren Asshodiqiyah Semarang, (11/11/2024) – Bencana banjir merupakan bencana alam yang sering melanda kawasan Pondok Pesantren Asshodiqiyah Semarang. Berdasarkan lokasi geografisnya, kawasan pondok pesantren ini berada pada topografi dengan dataran rendah, mengingat kawasan sekitar Pondok Pesantren Asshodiqiyah Semarang sering menghadapi tantangan terkait banjir akibat topografi yang cenderung datar dan dekat dengan aliran sungai.

Topografi yang datar ini membuat kawasan lebih rentan terhadap genangan air saat curah hujan tinggi, terutama ditambah dengan permasalahan pengelolaan sistem drainase yang kurang memadai. Hadirnya program KKN Tematik, salah satunya adalah pelaksanaan KKN Tematik Waste Water bertemakan “Pengelolaan Waste Water di Kawasan Pondok Pesantren Asshodiqiyah Semarang dalam Mendukung Akses Air Bersih dan Sanitasi Berkelanjutan (SDGs 6)” yang merupakan bagian dari bentuk program IPTEK Desa Binaan UNDIP (IDBU) tahun 2024 menjadi salah satu bentuk kontribusi nyata dari kolaborasi dosen dan mahasiswa dalam mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya SDGs 6 yang berkaitan dengan air bersih dan sanitasi. Program ini bertujuan untuk memberikan solusi konkret dalam pengelolaan air limbah (waste water) yang ramah lingkungan, serta meningkatkan kesadaran dan kapasitas pondok pesantren dalam pengelolaan sumber daya air yang lebih efisien dan berkelanjutan. Selain itu, program ini juga berperan dalam mengidentifikasi potensi perbaikan infrastruktur sanitasi serta mendukung keberlanjutan pengelolaan air di kawasan pesantren.

Salah satu mahasiswa program studi Teknik Lingkungan yang tergabung dalam program ini, Amanda Naswa melakukan inovasi melalui Pembuatan Tempat Sampah dari ban bekas, khusus Botol Plastik sebagai salah satu contoh penerapan 3R dan pemberdayaan kepada siswa pondok pesantren Asshodiqiyah tentang 3R di kawasan Pondok Pesantren Asshodiqiyah Semarang. Dengan tingginya konsumsi minuman kemasan, botol plastik menjadi salah satu limbah terbesar di pondok. Banyak santri yang tidak tahu harus membuang botol plastik ke mana, sehingga sering kali dibuang sembarangan. Botol plastik yang terbuang sembarangan akan mengakibatkan pencemaran, dan jika tidak diolah, akan bertahan di lingkungan selama ratusan tahun. Ini juga berkontribusi pada masalah limbah plastik global.Pentingnya edukasi tentang klasifikasi sampah agar santri dan pengurus tahu cara mengelola sampah dengan benar, mendukung program pengelolaan limbah yang sudah ada. Kegiatan ini bertujuan memberikan wawasan baru kepada para santri mengenai pentingnya pengelolaan sampah melalui pendekatan kreatif dan inovatif.

Pemberdayaan Tentang Prinsip 3R
Mahasiswa KKN UNDIP memulai kegiatan dengan memberikan sosialisasi tentang prinsip 3R kepada para santri. Melalui pemaparan interaktif, santri diajak memahami pentingnya reduce (mengurangi), reuse (menggunakan kembali), dan recycle (mendaur ulang) dalam kehidupan sehari-hari untuk mengurangi dampak sampah terhadap lingkungan.

Materi edukasi mencakup contoh-contoh nyata dari penerapan prinsip 3R. Misalnya, reduce dengan membawa botol minum sendiri untuk mengurangi sampah plastik, reuse dengan memanfaatkan barang bekas seperti kaleng atau kain untuk keperluan lain, serta recycle dengan mengolah limbah menjadi produk baru. Kegiatan ini tidak hanya berupa teori, tetapi juga dilengkapi dengan diskusi interaktif yang melibatkan santri untuk berbagi ide mereka sendiri terkait pengelolaan sampah di lingkungan pesantren.

Poster dan Tempat Sampah dari Ban Bekas

Inovasi Tempat Sampah dari Ban Bekas untuk Botol Plastik
Sebagai salah satu bentuk penerapan prinsip 3R, mahasiswa KKN UNDIP memberikan pelatihan pembuatan tempat sampah dari ban bekas. Tempat sampah ini didesain khusus untuk mengumpulkan botol plastik, yang merupakan salah satu jenis limbah paling banyak ditemukan di pesantren.

Proses pembuatan ditampilkan oleh mahasiswa tersebut dalam bentuk video saat sosialisasi kepada siswa pondok. Salah satu santri  mengungkapkan, “Kami sangat senang bisa tahu bagaimana membuat tempat sampah dari bahan bekas. Ternyata barang yang terlihat tidak berguna bisa diolah menjadi sesuatu yang bermanfaat.”

Penyerahan Tempat Sampah dari Ban Bekas kepada Pihak Pondok

Penyerahan Hasil dan Harapan Keberlanjutan
Sebagai bagian dari penutupan program, hasil pembuatan tempat sampah dari ban bekas diserahkan secara simbolis kepada pengelola pondok pesantren. Dalam acara ini, kepala pesantren menyampaikan rasa terima kasih kepada mahasiswa KKN atas kontribusinya dalam memberikan wawasan baru dan solusi kreatif untuk pengelolaan sampah.

“Kami sangat mengapresiasi inisiatif mahasiswa UNDIP yang tidak hanya mengedukasi, tetapi juga memberikan solusi konkret. Semoga apa yang diajarkan dapat diterapkan oleh santri dalam kehidupan sehari-hari,” ujar kepala sekolah SMP Asshodiqiyah

Program ini diharapkan menjadi langkah awal dalam menciptakan budaya peduli lingkungan di Pondok Pesantren Asshodiqiyah, sekaligus menginspirasi santri untuk terus menerapkan prinsip 3R di dalam maupun luar pesantren.

Editor : Dwy Wahyuni