@2024 HARYANET
Tingkatkan Kesadaran Pilah Sampah dari Sumbernya, Mahasiswa KKN Tematik UNDIP melakukan Penggantian fasilitas tempat sampah menjadi tempah sampah berdasarkan jenisnya di Pondok Pesantren Asshodiqiyah Semarang
Pondok Pesantren Asshodiqiyah Semarang, (09/11/2024) – Universitas Diponegoro (UNDIP) merupakan salah satu universitas yang masih menjaga eksistensi program Kuliah Kerja Nyata (KKN). Dalam menjalankan Kuliah Kerja Nyata, mahasiswa Universitas Diponegoro ditugaskan untuk membuat program kerja monodisplin dan multidisiplin untuk mengembangkan atau bahkan mengatasi permasalahan yang ada pada lokasi KKN sesuai dengan SDG’S.
UNDIP sendiri memiliki program KKN yang pelaksanaannya berbeda dengan KKN Reguler seperti pada umumnya, yaitu program KKN Tematik. Sesuai dengan namanya, KKN ini memiliki tema tertentu sesuai dengan tujuan dilaksanakannya KKN Tematik tersebut, tak terkecuali KKN Tematik Waste Water yang dilaksanakan di Pondok Pesantren Asshodiqiyah Semarang. KKN Tematik ini dilaksanakan mulai tanggal 23 September – 18 November 2024.
Salah satu mahasiswa KKN Tematik Waste Water Universitas Diponegoro, Amanda Naswa yang merupakan mahasiswa program studi Teknik Lingkungan telah melaksanakan program kerja monodisiplin dengan melakukan Penggantian fasilitas tempat sampah menjadi tempah sampah berdasarkan jenisnya di Pondok Pesantren Asshodiqiyah Semarang. Latar belakang dari terciptanya ide program kerja tersebut berawal dari adanya permasalahan Pondok pesantren sering kali menghadapi masalah pengelolaan sampah yang tidak terorganisir. Banyaknya sampah yang dihasilkan setiap hari, terutama dari kegiatan santri dan konsumsi di kantin, sering kali tidak dikelola dengan baik. Sampah campuran sering dibuang sembarangan, menyebabkan pencemaran dan masalah kesehatan. Hal ini tidak hanya mengganggu kebersihan lingkungan pondok, tetapi juga dapat menarik hama, menimbulkan bau tidak sedap, dan berpotensi menimbulkan penyakit. Selain itu, kurangnya kesadaran tentang klasifikasi sampah membuat proses daur ulang menjadi sulit. Dengan fasilitas yang memadai, diharapkan bisa mengurangi pencampuran sampah yang berakibat pada sulitnya proses daur ulang.
Penggantian Fasilitas Tempat Sampah
Sebagai langkah awal, mahasiswa KKN mengganti fasilitas tempat sampah lama dengan tempat sampah yang lebih terstruktur berdasarkan jenisnya, yaitu organik, anorganik, dan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3). Fasilitas baru ini dirancang untuk mempermudah proses pemilahan sampah sekaligus mengurangi jumlah sampah yang tercampur di TPS.
Untuk mendukung langkah ini, tim KKN juga memasang poster edukasi di sekitar pondok pesantren. Poster tersebut menjelaskan jenis-jenis sampah dan cara pemilahannya secara sederhana namun menarik. Selain itu, poster juga dilengkapi ilustrasi visual agar pesan dapat diterima oleh semua kalangan, khususnya siswa yang menjadi target utama.
Pemasangan Poster Perbedaan Sampah Organik dan Anorganik
Pemberdayaan Siswa tentang Pemilahan Sampah
Mahasiswa KKN UNDIP juga melaksanakan pemberdayaan melalui sosialisasi kepada para siswa. Dengan menggunakan metode interaktif seperti permainan edukatif dan diskusi, siswa diajak untuk memahami pentingnya memilah sampah berdasarkan jenisnya. Materi yang diberikan meliputi dampak pencampuran sampah terhadap lingkungan, manfaat dari pemilahan sampah, serta langkah-langkah praktis yang dapat dilakukan sehari-hari.
Salah satu santri menyampaikan kesannya setelah mengikuti sosialisasi ini. “Kami jadi tahu bahwa memilah sampah itu mudah dan sangat bermanfaat untuk menjaga kebersihan lingkungan pondok kami,” ungkapnya.
.
Penyerahan tempat sampah simbolis ke Kepala Sekolah SMP Pondok Pesantren Asshodiqiyah Semarang
Penyerahan Fasilitas dan Harapan Keberlanjutan
Sebagai puncak dari program ini, tempat sampah berbasis jenis yang telah disiapkan oleh mahasiswa KKN UNDIP diserahkan langsung kepada Kepala Pondok Pesantren Asshodiqiyah. Dalam kesempatan ini, mahasiswa juga memberikan panduan penggunaan fasilitas tersebut serta berdiskusi tentang cara menjaga keberlanjutan pengelolaan sampah di pesantren.
Kepala pesantren menambahkan, “Program ini membuka wawasan baru bagi kami dan para santri tentang pentingnya pemilahan sampah. Semoga program ini bisa terus berjalan dan memberikan dampak positif yang berkelanjutan.”
Dengan pelaksanaan program yang melibatkan edukasi, pengadaan fasilitas, dan kolaborasi dengan pihak pesantren, mahasiswa KKN UNDIP berharap langkah ini menjadi awal yang baik untuk menciptakan budaya pengelolaan sampah yang lebih baik di Pondok Pesantren Asshodiqiyah Semarang. Upaya ini tidak hanya membawa manfaat lingkungan, tetapi juga mengedukasi generasi muda untuk lebih peduli terhadap kelestarian lingkungan.
Editor : Dwy Wahyuni